3 Cara Bisnis Berkembang di Tengah Gejolak Ekonomi

0
119
3 Cara Bisnis Berkembang di Tengah Gejolak Ekonomi

Kepercayaan konvensional menyarankan setiap orang untuk bermain aman di tengah ketidakpastian. Banyak perusahaan mungkin telah mendengarkan dan menjalankan saran tersebut dalam menghadapi kondisi di mana pasar lesumeningkatnya inflasi dan stagflasi, serta dinamika terkait resesi global.

Namun, saran itu mungkin salah.

“(Dalam keadaan seperti itu), kamu bisa mengalami situasi yang tidak menggembirakan, tetapi kamu masih harus dihadapkan pada kondisi pasar dan apa yang terjadi,” kata General Manager for Asia Pacific perusahaan employer of record Globalization Partners, Charles Ferguson.

“Atau kamu bisa mulai bertanya, ‘Apa peluang saya? Di mana ruang yang memungkinkan untuk tumbuh?’”

Ketidakpastian ekonomi menghadirkan banyak peluang bagi pelaku usaha untuk memasuki pasar baru dan berekspansi. Namun, hal ini acap lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, karena perusahaan perlu mencapai keseimbangan antara mengejar pertumbuhan dan menjaga labanya.

Bagaimana cara perusahaan agar bisa efektif memasuki pasar baru dan berkembang dalam kondisi ekonomi makro seperti sekarang? Berikut beberapa tip dari Ferguson.

Cara Bisnis Berkembang di Tengah Gejolak Ekonomi

1. Lakukan riset

Cara Bisnis Berkembang di Tengah Gejolak Ekonomi

Menurut Ferguson hal ini mungkin kerap disarankan tetapi sering diabaikan.

“Saya pernah menjalankan beberapa startup, dan ketika berekspansi ke pasar yang baru saya sangat tertarik dengan prosesnya sehingga tidak menyadari berapa banyak pekerjaan yang terlibat dan terlambat menyadari bahwa itu bukan ide yang baik,” katanya.

Pelaku bisnis perlu memastikan telah mengambil langkah yang tepat, karena ekspansi bukan hal mudah dilakukan. Untuk itu, perusahaan perlu memahami sepenuhnya pasar yang dituju.

Ini termasuk mempelajari detail-detail mendasar seputar demografi dan tingkat pendapatan; serta hal-hal lebih kompleks seperti peraturan pemerintah dan sokongan apa yang tersedia untuk bisnis dari luar negeri jika hendak memasuki negara terkait.

Menurut Ferguson, perusahaan perlu mulai memperhatikan detail seluk-beluk dan memahami apakah ia memiliki product-market fit, siapa pesaingnya, serta peluang bisnis lain apa yang tersedia di negara tujuan.

“Ada banyak negara memiliki dewan pembangunan ekonomi dan kamar dagang yang dapat kamu hubungi untuk mendapatkan sumber daya dan informasi,” ujarnya.

Dalam kondisi saat ini aspek kepatuhan (compliance) juga sangat penting. Para pelaku bisnis harus melakukannya dengan baik untuk memahami apa yang mereka pertaruhkan.

Apabila hal ini tidak diperhitungkan, maka dampaknya “benar-benar dapat mengacaukan bisnismu dan dampaknya jauh lebih serius dari kata ringan,” tambah Ferguson.

2. Bersikap taktis

Cara Bisnis Berkembang di Tengah Gejolak Ekonomi

Setelah melakukan riset dan mengidentifikasi pasar utama, perusahaan sebaiknya memikirkan cara mewujudkan rencananya secara strategis.

“Kini bukan lagi saatnya kamu berkata, ‘Vietnam sedang populer, menurut saya ada peluang di Vietnam, jadi mari kita ke sana,’” katanya. “Sekarang, bisnis perlu lebih taktis tentang rencana ekspansinya.”

Contohnya, sebuah perusahaan mungkin telah mengidentifikasi Vietnam sebagai pasar yang menarik mengingat pertumbuhan industri teknologinya dan nilai investasi di sana. Namun, ada baiknya perusahaan memperluas pertimbangan untuk masuk ke pasar yang dekat Vietnam seperti Laos atau Thailand. Tujuannya untuk melihat apa yang ditawarkan negara-negara tersebut.

Dalam beberapa kasus mungkin perusahaan lebih masuk akal untuk memasuki beberapa negara sekaligus, atau fokus pada pasar paralel agar memiliki ruang lebih besar untuk berpijak.

“Jangan hanya mengincar pasar yang sudah terbukti bagus,” katanya. Ferguson berkata, mencari wilayah yang menjanjikan dan berkonsentrasi pada peluang dengan memiliki tingkat keberhasilan tinggi bisa jadi merupakan strategi bagus.

Bersikap taktis juga bisa dilakukan pelaku bisnis ketika masuk ke pasar yang baru. Menyiapkan entitas baru di negara asing acap membutuhkan proses yang rumit, membosankan, dan mahal. Prosesnya bahkan bisa berlangsung hingga setahun. Risiko yang ada tidak sebanding dengan hasil apabila ekspansi akhirnya gagal.

Apa solusi untuk ini? Menurut Ferguson adalah cari cara untuk menilai respons konsumen sebelum benar-benar masuk ke pasar.

Bekerja dari jarak jauh membuka kesempatan bagi perusahaan untuk merekrut kandidat pekerja secara global meski ia tidak hadir secara langsung di berbagai negara. Penyedia layanan employer-of-record seperti Globalization Partners dapat membantu perusahaan yang baru masuk ke sebuah negara dengan menangani seluruh proses manajemen karyawan.

Globalization Partners menawarkan layanannya di lebih dari 180 negara, mencakup fungsi SDM utama seperti:

  • rekrutmen,
  • orientasi,
  • manajemen penggajian,
  • administrasi tunjangan,
  • manajemen waktu dan pengeluaran,
  • layanan helpdesk, dan
  • kepatuhan hukum tenaga kerja setempat.

Perusahaan memungkinkan pelaku bisnis untuk merekrut karyawan dan beroperasi di area baru tanpa harus mendirikan lembaga yang legal di daerah tujuan, sehingga dapat mengurangi risiko dan biaya ekspansi.

“Dengan teknologi ketenagakerjaan global, kamu bisa menjangkau beberapa pasar sekaligus,” jelas Ferguson.

“Menariknya, begitu kamu memastikan bahwa kemungkinan kamu akan sukses di suatu tempat, (layanan ini) dapat menjadi pijakan bagimu. Apabila hal sebaliknya terjadi maka kamu tidak memiliki beban atas infrastruktur yang sudah disiapkan.”

3. Miliki partner dan orang yang tepat

Cara Bisnis Berkembang di Tengah Gejolak Ekonomi

Koneksi adalah kunci, dan ini berlaku untuk perusahaan yang ingin memasuki daerah baru. Memiliki jaringan yang tepat bisa membuka peluang baru dan membantu pemilik bisnis untuk memetakan wilayah terkait.

Contohnya, melakukan ekspansi usaha dengan upaya sendiri mungkin tidak akan berhasil di negara seperti Indonesia. Alasannya perusahaan asing biasanya membutuhkan mitra lokal yang kuat untuk membantu kredibilitasnya dan membuka akses ke koneksi serta infrastruktur yang tepat.

“Kamu tidak bisa datang ke sebuah negara lalu bertanya, ‘Ada apa? Di mana saya bisa meraih sukses?’” kata Ferguson. “Kamu harus rela mengesampingkan ego untuk meminta bantuan dan berfokus pada tujuan.”

Memiliki orang yang tepat untuk bergabung dengan tim juga bisa memberikan perbedaan. Aspek lokalitas menjadi semakin penting terutama jika pelaku usaha melakukan pengembangan bisnis di luar wilayahnya. Mempekerjakan talenta lokal dapat membantumu mengetahui aspek sosial dan budaya di wilayah terkait.

“Ada banyak hal yang unik  di dunia, dan tidak semua negara/wilayah sama,” kata Ferguson. “Kamu harus memahami ciri khas masing-masing pasar dan menghargainya agar bisa berhasil.”

Saatnya untuk optimisme pragmatis

Masa depan memang penuh ketidakpastian, tetapi melambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini adalah kesempatan yang tepat bagi perusahaan untuk mengevaluasi di mana posisinya kini dan tujuannya kelak.

“Ini merupakan keadaan yang tidak menguntungkan, tapi tidak sedemikian buruk,” katanya.

“Bagi founder dan pemimpin, ini adalah waktunya kamu ‘berbicara’ dengan diri sendiri ihwal orang seperti apa kamu ketika bisnismu berhasil.”

Perusahaan harus menargetkan pertumbuhan dan ekspansi di waktu yang penuh ketidakpastian, selalu optimis, dan tetap pragmatis dalam melakukan efisiensi operasional serta menghitung laba.

“Bisnis yang akan berhasil di masa sekarang adalah bisnis yang selalu optimis,” Ferguson menyimpulkan. “Kamu harus selalu realistis, berusaha mencapai [tujuan] dan tumbuh.”

TERKAIT: Cara Menghitung Valuasi Startup Tahap Awal: Pengertian, Faktor, dan Metode

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here