Muatan dan Kompetensi TKA Bahasa Indonesia SMA merupakan rujukan resmi untuk mengukur keterampilan membaca peserta didik pada akhir jenjang menengah. Sesuai Peraturan Kepala BSKAP No. 045/H/AN/2025, TKA menjadi panduan penyelenggaraan asesmen terstandar lintas satuan pendidikan, sekaligus benchmark objektif untuk seleksi akademik dan pemetaan mutu hasil belajar—tanpa menggantikan kewenangan satuan pendidikan dalam menentukan kelulusan.
Pada jenjang SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK, TKA mencakup mata uji wajib (Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris) dan mata uji pilihan. Peserta mengerjakan semua mata uji wajib serta dua mata uji pilihan. Artikel ini memfokuskan pembahasan pada Bahasa Indonesia (wajib): muatan, karakteristik teks, dan kompetensi yang diukur—disertai tabel subkompetensi yang direkonstruksi dari dokumen resmi, serta pengayaan dari sumber tepercaya (Kurikulum Merdeka, PUEBI, dan kerangka literasi membaca internasional).
Dasar Hukum dan Posisi TKA
-
Perkaban BSKAP No. 045/H/AN/2025 menetapkan kerangka asesmen TKA (latar belakang, mata uji dan jenis soal, muatan–kompetensi, contoh soal).
-
Permendikdasmen No. 9 Tahun 2025 menjadi landasan operasional penyelenggaraan TKA dan status peraturannya berlaku (penetapan 28 Mei 2025; pengundangan 3 Juni 2025). JDIH Kemdikbud
-
TKA bukan evaluasi kelulusan; hasilnya dimanfaatkan untuk seleksi akademik, pemetaan mutu, dan pengakuan hasil belajar (jalur nonformal/informal).
Catatan: Kementerian menegaskan TKA sebagai asesmen sukarela untuk memberi informasi capaian akademik yang objektif dan adil kepada murid dan pemangku kepentingan. Pusmendik
Ruang Lingkup TKA Bahasa Indonesia SMA
Fokus Keterampilan
TKA Bahasa Indonesia pada jenjang SMA berfokus pada keterampilan membaca sebagai fondasi belajar dan bekerja di era teknologi yang berubah cepat.
Definisi Muatan
Keterampilan membaca diujikan pada dua jenis teks:
-
Teks informasi (tunggal/jamak) yang memuat fakta, konsep, prosedur, dan metakognisi dari beragam bidang, genre, dan konteks (lokal–global). 2) Teks fiksi (realisme/absurd) dengan variasi latar, karakter, konflik, alur, dan sudut pandang.
Karakteristik Teks Ujian
Kosakata, kalimat, dan wacana pada teks TKA diatur sebagai berikut:
-
Kosakata: kata khusus/umum, berimbuhan kompleks, kata abstrak, makna denotatif, istilah teknis, dan makna konotatif pada konteks luas.
-
Kalimat: panjang 8–12 kata per kalimat, menggunakan kalimat kompleks dengan berbagai pola dan inversi.
-
Wacana: menggunakan konjungsi antaraparagraf (pertentangan, sebab-akibat), tanda baca untuk mendukung makna; panjang teks 250–300 kata (kecuali puisi).
Penguatan normatif ejaan: praktik membaca–menulis pada TKA seyogianya selaras dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagai rujukan tata tulis terkini. sma.kemdikbud.go.idWikimedia Commons
Bentuk Soal dan Desain Butir
Pada semua mata uji (termasuk Bahasa Indonesia), TKA menggunakan dua jenis paket: soal tunggal dan soal grup (berbagi satu stimulus). Bentuk butir terdiri atas:
-
Pilihan ganda sederhana, 2) Pilihan ganda kompleks – MCMA (lebih dari satu jawaban benar), dan 3) Pilihan ganda kompleks kategori (mis. benar/salah; sesuai/tidak sesuai).
Implikasi pedagogis: butir MCMA dan kategori menilai ketepatan pemahaman teks, kemampuan membeda opsi benar, dan konsistensi argumentasi saat mengevaluasi informasi dalam teks.
Kompetensi yang Diukur
Aspek keterampilan membaca yang diukur dikelompokkan menjadi tiga kompetensi:
-
Pemahaman tekstual: memahami informasi yang eksplisit, mengelompokkan, menyusun ulang, serta menyajikan kembali informasi dari teks.
-
Pemahaman inferensial: menarik kesimpulan berdasarkan informasi tersirat.
-
Evaluasi dan apresiasi: menilai ide, menanggapi teks secara emosional–estetis dengan mempertimbangkan dampak pada perasaan, imajinasi, serta penggunaan bahasa penulis.
Rincian aspek/operasionalisasi ketiga kompetensi juga dipaparkan sebagai daftar kemampuan: mengidentifikasi dan menyusun ulang informasi tersurat; menyimpulkan informasi tersirat; menilai gagasan/fakta/opini; serta menanggapi isi dan bahasa penulis.
Tabel 1. Muatan Teks yang Diujikan
| Komponen | Deskripsi Ringkas |
|---|---|
| Jenis Teks | Informasi (tunggal/jamak) berisi fakta, konsep, prosedur, metakognisi; Fiksi (realisme/absurd) dengan latar konkret/abstrak, karakter bulat, konflik tunggal/jamak, alur & sudut pandang campuran. |
| Kosakata | Kata khusus/umum; berimbuhan kompleks; kata abstrak; makna denotatif; istilah teknis; konotatif pada konteks luas. |
| Kalimat | 8–12 kata/kalimat; kalimat kompleks berbagai pola; inversi. |
| Wacana | Konjungsi antaraparagraf (pertentangan, sebab-akibat); tanda baca menopang makna; panjang teks 250–300 kata (nonpuisi). |
Tabel 2. Kompetensi dan Subkompetensi TKA Bahasa Indonesia
| No. | Kompetensi | Subkompetensi (contoh indikator) |
|---|---|---|
| 1 | Pemahaman Tekstual |
|
| 2 | Pemahaman Inferensial |
|
| 3 | Evaluasi & Apresiasi |
|
Kesesuaian lintas-jenjang: Struktur kompetensi (tekstual–inferensial–evaluasi) konsisten di laman resmi TKA lintas jenjang, termasuk ringkasan untuk SMA. Pusmendik
Keterkaitan dengan CP Bahasa Indonesia & PUEBI
-
Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka menekankan kompetensi reseptif (membaca–menyimak) dan produktif (menulis–berbicara), dengan pengorganisasian konten berbasis jenis teks dan fungsi sosial. Kerangka TKA (fokus membaca & rentang teks) kompatibel untuk dijadikan acuan penguatan kompetensi reseptif dan literasi informasi. Sistem Informasi Kurikulum Nasional+1
-
PUEBI menjadi rujukan tata tulis/ejaan saat menganalisis kualitas bahasa penulis dan tanda baca—domain yang relevan pada aspek evaluasi TKA (menilai bahasa penulis). Rujukan normatif tersedia dalam Permendikbud 50/2015 dan pembaruan Keputusan Kepala Badan Bahasa (2021) tentang PUEBI. sma.kemdikbud.go.idWikimedia Commons
Keterkaitan dengan Kerangka Literasi Internasional
Walau TKA bukan PISA, sejumlah praktik assessment selaras dengan literasi membaca internasional:
-
PISA menilai proses mencari/menemukan (locate), memahami (understand), dan mengevaluasi/menilai (evaluate) informasi—koheren dengan kompetensi tekstual–inferensial–evaluasi pada TKA. (Penguatan konseptual, bukan penyeragaman indikator.) OECD+1
Strategi Penyusunan Pembelajaran & Latihan (Berbasis Muatan–Kompetensi)
1) Menyusun Peta Teks & Keterampilan
-
Peta jenis teks: informasi (tunggal & jamak) dan fiksi → turunkan daftar genre/topik lintas konteks (lokal, nasional, global). Gunakan sumber yang bereputasi untuk teks informasi (artikel sains populer, laporan kebijakan, feature berita), serta cerpen/fragmen novel untuk fiksi.
-
Pemetaan kosakata–kalimat–wacana: siapkan bank soal yang mengeksplor imbuhan kompleks, konjungsi antaraparagraf, dan tanda baca sebagai ciri kebahasaan kunci.
2) Latihan Terstruktur per Kompetensi
-
Tekstual: latihan ekstraksi informasi eksplisit, penataan ulang informasi menjadi kerangka, dan identifikasi kata serapan. (Kaitkan dengan PUEBI untuk ejaan serapan, pemakaian huruf kapital, serta tanda baca).
-
Inferensial: latihan menyimpulkan ide pokok, menafsir hubungan antarparagraf, memprediksi lanjutan teks. Gunakan teks jamak untuk menguji sintesis dan kesinambungan gagasan.
-
Evaluasi & apresiasi: latihan menilai argumen dan bahasa penulis (diksi, keakuratan data, konsistensi istilah). Sertakan unsur apresiasi sastra (respons emosional terhadap puisi/prosa/drama).
3) Bentuk Butir yang Merepresentasikan Proses Berpikir
-
MCMA: rancang opsi yang mencakup semua bukti relevan agar peserta harus memverifikasi multiindikator—meniru proses evaluasi dalam membaca kritis.
-
Kategori: gunakan pernyataan benar/salah atau sesuai/tidak sesuai untuk melatih akurasi membaca detail (konjungsi, penanda kohesi, istilah).
4) Integrasi PUEBI & KBBI dalam Kelas Membaca
-
Ajarkan cara melacak ejaan & serapan (PUEBI) untuk mendukung penilaian ketepatan bahasa pada aspek evaluasi. Sertakan latihan identifikasi kata serapan dan kalimat efektif. sma.kemdikbud.go.id
-
(Opsional) Gunakan bahan penyuluhan ejaan dari Badan Bahasa untuk memperkaya contoh dan penjelasan bagi siswa. rumahpusbin.kemdikbud.go.id
5) Penjenjangan Kompleksitas Teks
-
Panjang teks 250–300 kata (nonpuisi) dijadikan patokan umum untuk latihan; variasikan struktur kalimat (termasuk inversi) dan konjungsi antaraparagraf.
-
Untuk Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut (Mata Uji Pilihan), kompleksitas kosakata/kalimat/wacana meningkat dan panjang teks bisa lebih besar—lihat butir karakteristik lanjutan pada lampiran dokumen resmi.
Contoh Matriks Latihan
Tujuan umum: menguatkan Muatan dan Kompetensi TKA Bahasa Indonesia SMA (tekstual–inferensial–evaluasi) melalui latihan bertahap dan autentik.
Minggu 1 – Tekstual (Informasi tunggal)
-
Bahan: artikel sains populer ±280 kata.
-
Kegiatan: temukan fakta eksplisit, susun kerangka, identifikasi kata serapan dan istilah teknis.
-
Evaluasi: 6 butir PG sederhana + 2 MCMA (verifikasi multi-bukti).
Minggu 2 – Inferensial (Informasi jamak)
-
Bahan: dua teks berita/topik kebijakan (lokal vs nasional).
-
Kegiatan: simpulkan ide pokok; jelaskan kohesi & koherensi antarteks; prediksi lanjutan isi.
-
Evaluasi: 4 butir kategori (sesuai/tidak), 4 MCMA (menafsir hubungan sebab-akibat).
Minggu 3 – Evaluasi (Fiksi)
-
Bahan: cerpen/fragmen novel ±300 kata; fokus latar, karakter, konflik.
-
Kegiatan: nilai relevansi peristiwa; nilai ketepatan penggunaan bahasa; simpulkan respons emosional terhadap unsur estetik.
-
Evaluasi: 6 butir PG sederhana + 2 kategori (ketepatan bagian teks menggambarkan karakter/latar).
Minggu 4 – Simulasi TKA
-
Bahan: paket campuran (informasi tunggal, informasi jamak, fiksi).
-
Kegiatan: ujian formatif dengan proporsi butir meniru TKA; umpan balik berbasis rubrik kompetensi (tekstual–inferensial–evaluasi).
-
Evaluasi: kombinasi PG sederhana, MCMA, dan kategori.
Kesimpulan
-
Muatan TKA Bahasa Indonesia SMA meliputi teks informasi (tunggal/jamak) dan teks fiksi dengan karakteristik kosakata, kalimat, dan wacana yang spesifik.
-
Kompetensi yang diukur: pemahaman tekstual, pemahaman inferensial, dan evaluasi–apresiasi, masing-masing dioperasionalkan dalam subkompetensi yang rinci.
-
Bentuk soal TKA mencakup PG sederhana, MCMA, dan kategori, disajikan sebagai soal tunggal maupun soal grup berbasis satu stimulus.
-
Kerangka TKA selaras dengan CP Bahasa Indonesia (Kurikulum Merdeka) dan praktik literasi membaca internasional (PISA) untuk penguatan strategi pembelajaran. Sistem Informasi Kurikulum NasionalOECD
-
Penerapan PUEBI mendukung aspek evaluasi (ketepatan bahasa penulis) dan mutu latihan membaca–menulis yang konsisten.
Sumber
-
Permendikdasmen No. 9 Tahun 2025 – TKA (JDIH): ringkasan, status, dan salinan resmi. JDIH Kemdikbud+1
-
Laman Resmi TKA Pusmendik (umum & ringkasan Bahasa Indonesia SMA). Pusmendik+1
-
CP Bahasa Indonesia – Kurikulum Merdeka (Tingkat Lanjut): penyelarasan kompetensi reseptif–produktif. Sistem Informasi Kurikulum Nasional
-
PUEBI (Permendikbud 50/2015 & Keputusan 2021): pedoman ejaan mutakhir. sma.kemdikbud.go.idWikimedia Commons
-
OECD PISA 2022 – kerangka literasi (penguatan pemahaman & evaluasi teks). OECD+1
TERKAIT: Muatan dan Kompetensi TKA Matematika SMA 2025-2026 (Lengkap)

Leave a Comment