Muatan dan Kompetensi TKA Geografi SMA adalah acuan resmi bagi pendidik dan peserta didik untuk memahami apa yang diukur dan diujikan dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA) mata uji Geografi pada jenjang SMA/MA/sederajat. Kerangka asesmen TKA ditetapkan oleh Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor 045/H/AN/2025 dan mulai berlaku pada 14 Juli 2025. Dokumen ini menegaskan ruang lingkup mata uji, bentuk soal, serta muatan (konten/elemen materi) dan kompetensi (kemampuan) yang diukur dalam TKA.
Ringkasan TKA Geografi SMA
TKA sebagai Tes Terstandar dan Perannya
TKA disusun untuk menyediakan pelaporan capaian akademik individual melalui penilaian terstandar yang lebih adil dan dapat diperbandingkan lintas satuan pendidikan. TKA juga diharapkan menjadi model praktik penilaian yang menstimulasi pemahaman konseptual, pemecahan masalah, dan penalaran tingkat tinggi (higher-order thinking), dengan tetap menyadari risiko penyempitan kurikulum bila penggunaannya tidak bijak.
Mata Uji dan Bentuk Soal
Di TKA jenjang SMA/MA/sederajat, peserta mengerjakan mata uji wajib (Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris) dan dua mata uji pilihan. Geografi merupakan salah satu mata uji pilihan yang dapat dipilih sesuai tujuan studi/karier.
Jenis soal di TKA (termasuk Geografi):
-
Soal tunggal (berdiri sendiri).
-
Soal grup (beberapa butir berbagi satu stimulus).
-
Bentuk butir: (1) pilihan ganda sederhana, (2) MCMA (multiple choice multiple answers), (3) pilihan ganda kompleks kategori (mis. benar/salah; sesuai/tidak sesuai).
Muatan TKA Geografi SMA
Bagian ini menguraikan elemen materi (muatan) TKA Geografi sebagaimana tercantum pada kerangka asesmen resmi. Penyajian di bawah mempertahankan istilah kunci dan makna, sekaligus menata ulang agar mudah dipahami sebagai artikel.
Daftar Muatan Inti Geografi
Muatan TKA Geografi mencakup, antara lain:
-
Fenomena alam dan sosial di permukaan bumi, beserta ruang/tempat terjadinya fenomena itu.
-
Wilayah tempat tinggal dan lingkungan sekitar, dengan beragam contoh fenomena fisik, sosial, dan budaya.
-
Pola persebaran dan interaksi berbagai fenomena (sosial, ekonomi, budaya)—misalnya aglomerasi, sentralisasi, pemusatan keruangan.
-
Proses alam dan sosial yang memengaruhi lingkungan (pelapukan, erosi, pergeseran lempeng, dinamika atmosfer) serta dampaknya terhadap interaksi manusia–lingkungan.
-
Interaksi antar gejala fisik dan sosial dalam konteks posisi strategis Indonesia di antara dua benua dan dua samudra, serta pengaruhnya terhadap keanekaragaman hayati, dinamika wilayah, dan aktivitas manusia.
Catatan penting: Pada TKA, muatan di atas difokuskan pada materi yang representatif dan dapat diukur dalam konteks waktu ujian; tidak seluruh isi kurikulum Geografi diuji. (Prinsip ini berlaku di semua mata uji TKA.)
Rincian Muatan per Elemen (Tabel Rekonstruksi)
Tabel berikut merekonstruksi muatan TKA Geografi dari lampiran kerangka asesmen. Penyusunan ulang bertujuan memperjelas pembacaan untuk keperluan pembelajaran dan latihan.
| No | Elemen/Materi | Sub-elemen/Submateri (contoh) | Ruang Lingkup/Contoh Fenomena |
|---|---|---|---|
| 1 | Wilayah tempat tinggal & lingkungan sekitar | Ruang/Tempat; Fenomena alam–sosial–budaya | Iklim yang memengaruhi pola hidup; proses alam (pelapukan, pergeseran lempeng, bencana, hutan-hujan tropis, satwa endemik); dampak fenomena alam pada lingkungan sekitar; kondisi sosial terkini; ruang, wilayah, lokasi serta peran manusia; variasi iklim dan keanekaragaman hayati di Indonesia/dunia. |
| 2 | Pola persebaran & interaksi | Persebaran fenomena sosial–kebudayaan | Aglomerasi, sentralisasi, pemusatan keruangan; pola interaksi antarwilayah (ekonomi, sosial); dampak pola sebaran terhadap layanan dan kualitas hidup. |
| 3 | Proses yang memengaruhi lingkungan fisik & sosial | Proses geomorfologi & atmosferik; dinamika manusia–lingkungan | Pelapukan, erosi, pergeseran lempeng, perubahan pada atmosfer; dampak terhadap ekosistem & pemukiman; adaptasi masyarakat terhadap lingkungan. |
| 4 | Interaksi antar gejala | Geosfer & sosial; posisi strategis Indonesia | Indonesia di antara dua benua & dua samudra (alat bantu analisis keruangan); implikasi pada iklim, biodiversitas, arus perdagangan, budaya; contoh kasus lintas-bidang. |
Kompetensi TKA Geografi SMA
Tiga Level Kompetensi yang Diukur
Kerangka asesmen mengelompokkan kompetensi Geografi ke dalam tiga level berjenjang. Intinya, butir-butir soal akan meminta peserta untuk memahami, menerapkan, hingga menalar pengetahuan geografi pada situasi yang semakin kompleks:
-
Pemahaman: mengenali dan menjelaskan konsep/istilah/relasi dasar geografi berdasarkan informasi yang tersedia.
-
Aplikasi: menggunakan konsep/geotools/geodata untuk menjawab permasalahan dalam konteks yang dikenal.
-
Penalaran: menganalisis keterkaitan multi-konsep, menggeneralisasi pola, mengevaluasi alternatif, dan menyusun argumen berbasis bukti.
Kerangka menyertakan contoh indikator kompetensi (non-ekshaustif) yang menurunkan ketiga level tersebut ke dalam tugas-tugas terukur, misalnya:
-
Pemahaman: mengidentifikasi pernyataan/kegiatan manusia dalam suatu lokasi; mengelompokkan informasi relevan di peta/teks; menyusun kerangka/bagan fenomena.
-
Aplikasi: menafsirkan peta dan representasi spasial (mis. identifikasi lokasi, pola sebaran, hubungan antarreferensi), menerapkan konsep keruangan untuk memecahkan persoalan nyata.
-
Penalaran: menganalisis sebab–akibat (mis. bagaimana pelapukan/erosi/lempeng tektonik memengaruhi lanskap dan aktivitas manusia), mengaitkan proses atmosfer dan geologi dengan perubahan sosial/ekonomi; menyimpulkan implikasi posisi strategis Indonesia.
Catatan: Penamaan level (Pemahaman–Aplikasi–Penalaran) mengikuti pengelompokan kompetensi yang disajikan dalam bagian Geografi pada lampiran, selaras dengan semangat pengukuran HOTs TKA di mata uji lain.
Bentuk Soal Geografi: Apa yang Perlu Dipersiapkan?
-
Soal tunggal: satu pokok soal—satu konteks/gejala/ilustrasi.
-
Soal grup berbasis stimulus: beberapa butir merujuk satu stimulus (mis. peta tematik, infografik keruangan, cuplikan berita bencana, foto citra satelit).
-
Format butir:
-
Pilihan Ganda Sederhana (satu jawaban benar),
-
MCMA (lebih dari satu jawaban benar),
-
Pilihan Ganda Kompleks Kategori (respon pernyataan: benar/salah; sesuai/tidak sesuai, dst.).
Fokusnya adalah interpretasi data/visual spasial, keterkaitan konsep, dan penalaran berbasis bukti.
-
Kesesuaian dengan Kurikulum: Capaian Pembelajaran (CP) Geografi Fase F
Arah muatan dan kompetensi TKA Geografi konsisten dengan Capaian Pembelajaran (CP) Geografi Fase F pada Kurikulum Merdeka (kelas XI–XII). Dokumen CP menegaskan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan pertanyaan dan menyelidiki karakteristik wilayah serta perubahan fisik–sosial, dengan tema kunci seperti posisi strategis, keanekaragaman hayati, kebencanaan & lingkungan hidup, serta kewilayahan & pembangunan. Sistem Informasi Kurikulum Nasional
Kesesuaian ini membantu guru merancang alur tujuan pembelajaran (ATP) dan asesmen harian yang selaras dengan indikator kompetensi TKA, tanpa menyempitkan kurikulum. Panduan pembelajaran–asesmen Kurikulum Merdeka ikut menekankan konsistensi tersebut. Sistem Informasi Kurikulum Nasional
Pendalaman Materi
Untuk menjaga ketepatan istilah dan memperkaya pemahaman, berikut ringkasan materi tambahan dari lembaga resmi.
1) Kebencanaan, Mitigasi, dan Adaptasi (BNPB)
-
Bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat, disebabkan faktor alam/non-alam/manusia, menimbulkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta, dan dampak psikologis. BNPB
-
Sistem penanggulangan bencana di Indonesia berpijak pada UU No. 24/2007 dan peraturan turunannya, meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. BNPB+1
-
Mitigasi (bagian dari PRB) mencakup penataan ruang berbasis risiko, penguatan bangunan, edukasi, dan rekayasa lingkungan. Sumber BNPB menyediakan pedoman teknis dan contoh strategi mitigasi sektoral. BNPB+1
Implikasi ke TKA Geografi: peserta perlu mampu menganalisis keterkaitan proses alam (geomorfologi/atmosfer) dengan risiko bencana dan respons manusia (mitigasi–adaptasi) pada skala lokal–global, selaras dengan indikator penalaran di kerangka asesmen.
2) Peta, Penginderaan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (BIG)
-
Penginderaan jauh: teknik memperoleh informasi permukaan bumi tanpa kontak langsung menggunakan gelombang elektromagnetik; produk citra dapat dipakai untuk memetakan tutupan lahan, kebencanaan, dan dinamika wilayah. perpustakaan.big.go.id
-
SIG (Sistem Informasi Geografis) membantu menyimpan, mengolah, mengamankan, mempublikasikan informasi geospasial; membutuhkan basis data spasial, perangkat kompatibel, dan aplikasi yang interoperable. onemap.big.go.id
-
Peta sebagai media komunikasi geografi memiliki ragam representasi (raster/vektor) dan sistem referensi geospasial—misalnya SRGI dan jaring kontrol geodesi—yang menjamin akurasi posisi. perpustakaan.big.go.idsrgi.big.go.id+1
Implikasi ke TKA Geografi: kemampuan membaca peta, menafsirkan citra, dan menalar pola spasial adalah bagian penting dari indikator aplikasi–penalaran (mis. mengidentifikasi lokasi/pola, menganalisis sebab–akibat spasial pada stimulus peta/infografik).
Contoh Penjabaran Kompetensi ke Aktivitas Belajar
Agar konsisten dengan kerangka TKA dan CP, berikut contoh aktivitas yang tidak mengubah makna indikator namun membantu internalisasi kompetensi:
A. Level Pemahaman
-
Glosarium geografi setempat: siswa mengidentifikasi istilah (pelapukan, erosi, aglomerasi, sentralisasi) dan memberi contoh di wilayahnya. (Menguatkan kosakata-konsep).
-
Pengenalan fenomena: dari foto/teks pendek tentang hujan ekstrem di kota X, siswa menyebutkan fenomena alam (atmosfer) dan dampak sosial langsungnya.
B. Level Aplikasi
-
Membaca peta tematik: interpretasi peta kerapatan penduduk untuk menemukan pusat aglomerasi dan memprediksi kebutuhan layanan publik.
-
Analisis citra sederhana: dari citra penginderaan jauh (kelas tutupan lahan), siswa menentukan daerah rentan banjir bandang berdasarkan kombinasi lereng, tutupan, dan jejak aliran. (Menghubungkan data spasial dengan risiko). perpustakaan.big.go.id
C. Level Penalaran
-
Studi kasus posisi strategis Indonesia: menelaah bagaimana lokasi di antara dua benua dan dua samudra memengaruhi pola perdagangan, keanekaragaman hayati, dan cuaca; menyusun argumen berbasis data peta/infografik.
-
Skenario mitigasi: merancang rekomendasi mitigasi banjir untuk kelurahan tertentu berdasarkan peta kontur, guna lahan, dan data curah hujan—seraya menimbang keterbatasan dan alternatif solusi. BNPB
Tabel Kompetensi Geografi dan Contoh Indikator
| Level Kompetensi | Deskripsi Ringkas | Contoh Indikator/Perilaku Kinerja |
|---|---|---|
| Pemahaman | Mengetahui & menjelaskan konsep geografi | Mengidentifikasi lokasi & pernyataan; menyusun kerangka/bagan fenomena; mengelompokkan informasi relevan dari teks/peta. |
| Aplikasi | Menggunakan konsep & alat geospasial | Menafsirkan peta/infografik; menentukan pola persebaran; menerapkan konsep keruangan pada masalah nyata. |
| Penalaran | Menganalisis, menyimpulkan, mengevaluasi | Menjelaskan sebab–akibat proses alam (pelapukan, erosi, lempeng) & dampaknya; mengkaji posisi strategis Indonesia terhadap dinamika wilayah dan aktivitas manusia; menyodorkan alternatif solusi. |
Strategi Persiapan TKA Geografi (Berbasis Kerangka Asesmen)
-
Peta Kompetensi → Rencana Latihan
Petakan tujuan belajar ke tiga level (Pemahaman–Aplikasi–Penalaran). Mulai dari glosarium & konsep dasar, lanjut interpretasi peta/citra, dan akhiri analisis kasus yang memerlukan argumen. (Selaras indikator dalam lampiran). -
Berlatih dengan Stimulus Beragam
Gunakan peta tematik, grafik iklim, cut-out berita kebencanaan, citra satelit sederhana untuk melatih membaca pola dan relasi spasial. Variasikan latihan ke format soal grup dan MCMA agar familier dengan bentuk TKA. -
Kontekstualisasi Wilayah Lokal
Kaitkan fenomena (banjir rob, longsor, urban heat island, migrasi) dengan wilayah tempat tinggal siswa untuk menumbuhkan sense of place dan meningkatkan transfer pengetahuan. -
Integrasi Kebencanaan & SIG
Sisipkan modul mini PRB (mitigasi–adaptasi) dan praktik membaca peta/SIG—misal, overlay peta kemiringan lereng dengan tutupan lahan untuk mengkaji risiko longsor. Gunakan bahan ajar BNPB dan BIG sebagai rujukan istilah/konsep. BNPBonemap.big.go.id -
Refleksi dan Evaluasi Diri
Setelah setiap set latihan, minta siswa menjustifikasi jawabannya (mengapa memilih opsi A, bukan B?). Kegiatan ini melatih aspek penalaran yang menjadi distingsi TKA.
Sumber Belajar
-
CP Geografi Fase F – Kurikulum Merdeka (Kemdikbudristek/BSKAP): garis besar kompetensi capaian akhir geografi (posisi strategis, kebencanaan, kewilayahan). Sistem Informasi Kurikulum Nasional
-
Panduan Pembelajaran & Asesmen (BSKAP): kerangka umum perencanaan pembelajaran & asesmen Kurikulum Merdeka. Sistem Informasi Kurikulum Nasional
-
BNPB: definisi bencana, sistem penanggulangan, dan materi mitigasi untuk PRB sekolah/komunitas. BNPB+2BNPB+2
-
BIG: pengantar penginderaan jauh, SIG, dan sistem referensi geospasial Indonesia (SRGI) untuk akurasi peta. perpustakaan.big.go.idonemap.big.go.idsrgi.big.go.id
Key Takeaways (5 Poin)
-
Muatan TKA Geografi SMA berfokus pada fenomena alam–sosial, pola persebaran & interaksi, proses pembentuk lingkungan, dan posisi strategis Indonesia—semuanya dalam bingkai keruangan.
-
Tiga level kompetensi—Pemahaman, Aplikasi, Penalaran—mengarahkan butir soal dari identifikasi konsep hingga analisis sebab–akibat dan evaluasi solusi.
-
Bentuk soal mencakup soal tunggal/grup, dan format PG sederhana, MCMA, serta kompleks kategori; latihan perlu membiasakan siswa pada stimulus peta/infografik/citra.
-
Kerangka TKA selaras dengan CP Geografi Fase F Kurikulum Merdeka (posisi strategis, kebencanaan, kewilayahan), sehingga pembelajaran sehari-hari dapat menyokong kesiapan TKA. Sistem Informasi Kurikulum Nasional
-
Istilah teknis (bencana/mitigasi, penginderaan jauh, SIG, SRGI) sebaiknya dirujuk pada BNPB dan BIG agar penggunaan istilah di kelas dan latihan tepat dan mutakhir.

Leave a Comment