Cloze procedure adalah teknik penilaian keterbacaan dan pemahaman bacaan dengan cara mengosongkan (menghapus) sejumlah kata dalam sebuah teks, lalu meminta pembaca mengisi kembali kata-kata yang hilang tersebut. Teknik ini sering dipakai untuk: (1) mengestimasi tingkat kesesuaian teks dengan kemampuan pembaca, (2) mengukur pemahaman wacana secara global, serta (3) melatih strategi membaca berbasis konteks, koherensi, dan pengetahuan leksikal. Artikel ini memaparkan definisi, landasan teoretis, variasi bentuk, langkah penyusunan, skoring, interpretasi hasil, serta contoh latihan ditulis ulang secara akademik dan ringkas dari materi “Cloze Procedure” pada sumber yang Anda lampirkan.
Dasar Konseptual dan Teoretis
Apa itu Cloze Procedure?
Cloze procedure menghapus kata-kata pada teks dengan pola tertentu (misalnya setiap kata ke-5) atau berdasarkan pertimbangan linguistik (misalnya menghapus kata kunci kohesi, kata tugas, atau kosakata target). Peserta mengisi kekosongan dengan satu kata paling sesuai konteks.
Rasional Pedagogis
-
Pemahaman global: Cloze tidak hanya menguji kosakata, melainkan juga sensitivitas terhadap kohesi (referensi, konjungsi) dan koherensi (alur gagasan).
-
Redundansi bahasa: Bahasa alami sarat petunjuk (syntactic, semantic, discourse cues). Cloze memanfaatkan redundansi itu; pembaca menebak kata dengan “bukti” dari struktur dan makna.
-
Validitas ekologi: Karena berbasis teks otentik, cloze relatif mendekati situasi membaca nyata.
-
Ekonomi pengembangan: Satu teks cloze dapat menghasilkan banyak butir, sehingga efisien.
Perbandingan dengan Bentuk Lain
-
Tes pilihan ganda: Fokus pada pengenalan jawaban benar; cloze menuntut produksi kata (recall).
-
Isian rumpang biasa: Umumnya menarget satu aspek (mis. tata bahasa). Cloze menilai pemahaman wacana lintas level (morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik).
-
C-test & maze test: Variasi cloze (lihat tabel di bawah) yang memodifikasi cara penghapusan atau pilihan respons.
Variasi Bentuk Cloze
1) Fixed-Ratio (Every-nth Deletion)
-
Prinsip: Menghapus setiap n-th kata (sering n = 5, 6, atau 7) dimulai setelah kalimat pembuka agar pembaca punya konteks.
-
Kelebihan: Objektif, mudah dibuat, sebaran butir merata.
-
Keterbatasan: Bisa menghapus kata yang kurang informatif atau terlalu sulit secara acak.
2) Rational Cloze (Selective Deletion)
-
Prinsip: Penghapusan berdasarkan pertimbangan linguistik atau tujuan pembelajaran (mis. konjungsi, kata rujukan, kolokasi, academic vocabulary).
-
Kelebihan: Selaras dengan tujuan pembelajaran; menarget fitur diskursif penting.
-
Keterbatasan: Memerlukan keahlian penulis butir; potensi bias jika tidak distandardisasi.
3) Options-Based Cloze (MC Cloze)
-
Prinsip: Setiap rumpang disertai opsi A–E. Memudahkan administrasi kelas besar.
-
Kelebihan: Penskoran cepat, reliabilitas antapenilai tinggi.
-
Keterbatasan: Beralih dari recall ke recognition; menuntut perancangan opsi mantap.
4) C-test (Half-Word Deletion)
-
Prinsip: Menghapus separuh akhir dari setiap kata kedua pada beberapa kalimat.
-
Kelebihan: Cepat dibuat, menguji sensitivitas bentuk dan makna secara simultan.
-
Keterbatasan: Kurang intuitif bagi pemula; bisa terlalu teknis.
5) Maze Test
-
Prinsip: Setelah satu kata benar, peserta memilih kata berikutnya dari dua opsi (satu benar, satu distraktor).
-
Kelebihan: Pelacakan proses; berguna untuk penelitian kognitif.
-
Keterbatasan: Lebih kompleks dalam desain.
Tabel Perbandingan Variasi Cloze
Bentuk | Cara Menghapus | Kelebihan | Kekurangan | Paling Cocok Untuk |
---|---|---|---|---|
Fixed-Ratio | Setiap kata ke-n | Objektif, mudah dibuat | Bisa terlalu acak | Penilaian cepat, kelas besar |
Rational | Berdasarkan fitur linguistik | Selaras tujuan instruksional | Perlu keahlian, waktu | Remedial/terarah (konjungsi, referensi) |
MC Cloze | Rumpang + opsi A–E | Penskoran cepat, reliabel | Recognition bias | Ujian serentak, high-stakes |
C-test | Separuh akhir kata | Hemat waktu, sensitif bentuk-makna | Kurang intuitif | Penelitian/penempatan cepat |
Maze | Memilih kata berikut | Observasi proses membaca | Desain kompleks | Riset kognitif/diagnostik |
Langkah Penyusunan Instrumen Cloze
1) Pemilihan Teks
-
Kriteria: Topik relevan kurikulum; panjang moderat; struktur paragraf jelas; tidak sarat istilah teknis asing.
-
Tingkat kesulitan: Selaras dengan level siswa. Untuk evaluasi diagnostik, pilih teks setingkat target; untuk pelatihan strategi, mulai dari teks sedikit lebih mudah.
2) Penentuan Pola Penghapusan
-
Fixed-ratio: Pilih n (mis. 5); mulai penghapusan setelah 1–2 kalimat pertama. Gunakan mask “____”.
-
Rational: Tentukan kategori kata (mis. function words, transitions, atau academic words); buat daftar posisi penghapusan yang terencana.
3) Penyusunan Petunjuk
-
Jelaskan tujuan (memeriksa pemahaman).
-
Nyatakan format jawaban (satu kata; ejaan tepat; tanpa kapital jika tidak diawali kalimat).
-
Contoh pengerjaan 1–2 item agar jelas.
4) Kunci Jawaban dan Daftar Sinonim yang Diterima
-
Exact match: Kata identik dengan aslinya.
-
Acceptable variants: Bentuk leksikal setara (sinonim kuat, lemma yang sama, atau variasi morfologis yang tidak mengubah fungsi).
-
Catatan: Standarkan kriteria sejak awal agar reliabilitas penskoran terjaga.
5) Uji Coba (Pilot)
-
Ujicobakan pada sampel kecil. Amati item facility (persentase benar) dan item discrimination (korelasi skor item-total).
-
Revisi butir yang terlalu mudah/sulit atau kurang membedakan kemampuan.
6) Administrasi Tes
-
Pastikan waktu cukup (mis. 15–25 menit tergantung jumlah rumpang).
-
Instruksikan pembaca untuk membaca paragraf penuh sebelum mengisi.
Skoring dan Interpretasi
Skema Skoring Umum
Skema | Deskripsi | Catatan |
---|---|---|
Exact Word | Hanya kata asli yang diberi skor 1 | Paling objektif |
Acceptable Synonym | Sinonim/lemma diterima | Perlu daftar a priori |
Case-Insensitive | Mengabaikan kapitalisasi | Sesuaikan dengan konvensi |
POS-Constrained | Wajib kelas kata yang sama | Untuk latihan grammar |
Weighted | Bobot berbeda untuk kata tertentu | Untuk fokus instruksional |
Rekomendasi praktis: Gunakan exact word sebagai dasar, lalu tambahkan daftar acceptable synonyms untuk menjaga keadilan dan validitas.
Interpretasi Skor Cloze
Meskipun batasan dapat bervariasi antar-sumber, klasifikasi praktis berikut sering dipakai untuk membaca akademik:
-
≥ 60–70% benar: Independent level — teks tergolong mudah; siswa bisa memahami secara mandiri.
-
40–60% benar: Instructional level — butuh bimbingan; cocok untuk pengajaran eksplisit strategi membaca.
-
< 40% benar: Frustration level — terlalu sulit; sebaiknya pilih teks lebih mudah atau lakukan scaffolding.
Gunakan rentang ini secara fleksibel, disesuaikan konteks kelas dan profil siswa.
Kelebihan dan Keterbatasan Cloze
Kelebihan
-
Mengukur pemahaman wacana, bukan sekadar hafalan kosakata.
-
Murah dan cepat disusun; satu teks melahirkan banyak butir.
-
Bisa berfungsi ganda: tes, latihan strategi, atau diagnostik.
-
Dapat di-customize untuk fokus tertentu (kohesi, akademik, tata bahasa).
Keterbatasan
-
Sensitif terhadap pilihan teks; teks yang buruk menurunkan validitas.
-
Fixed-ratio bisa “tak sengaja” menghapus kata kurang bermakna.
-
Skor dipengaruhi kebijakan sinonim; perlu standarisasi yang jelas.
-
Bagi pemula, pengisian tanpa opsi bisa terasa berat.
Praktik Terbaik untuk Kelas
-
Mulai dengan rational cloze berfokus konektor (however, therefore, moreover) untuk melatih struktur argumentatif.
-
Pakai MC cloze pada tahap awal sebagai jembatan menuju open cloze (tanpa opsi).
-
Beri umpan balik formatif: jelaskan mengapa kata benar cocok secara sintaksis-semantik.
-
Dorong siswa membaca ulang seluruh paragraf setelah mengisi untuk mengecek koherensi global.
-
Integrasikan dengan peta wacana (topic sentence, supporting details, concluding sentence).
Contoh Instrumen Mini (Open Cloze)
“Academic reading requires not only vocabulary knowledge but also an awareness of how ideas are linked across sentences. Transitional signals, ______ (1) as ‘however’ or ‘therefore’, guide readers through shifts in argument. Without them, a paragraph may feel ______ (2) coherent even if each sentence is grammatical. Readers need to infer relationships among propositions, ______ (3) as cause and effect or contrast. In cloze tasks, removing such signals forces students to rely on context and structure to ______ (4) the missing words. This practice can sharpen their sensitivity to cohesion and improve overall reading ______ (5).”
Kunci contoh: (1) such; (2) less; (3) such; (4) retrieve/recover/supply; (5) comprehension.
Contoh Petunjuk untuk Siswa
-
Bacalah teks secara menyeluruh terlebih dahulu.
-
Isilah setiap rumpang dengan satu kata yang paling sesuai konteks.
-
Perhatikan ejaan dan bentuk kata (tunggal/jamak, kala jika relevan).
-
Setelah selesai, baca ulang paragraf untuk memastikan alur tetap logis.
Soal Pilihan Ganda + Pembahasan
A. Teori Cloze (10 soal)
1. Tujuan utama cloze procedure adalah…
A. Menguji hafalan definisi kosakata
B. Mengukur pemahaman wacana melalui pengisian kata hilang
C. Menilai kemampuan menulis esai
D. Mengecek akurasi pelafalan
E. Menghitung kecepatan membaca
Jawaban: B
Pembahasan: Cloze menilai pemahaman global karena peserta harus memulihkan kata berdasarkan petunjuk struktur dan makna.
2. Pada fixed-ratio cloze, penghapusan kata biasanya dimulai…
A. Dari kata pertama paragraf
B. Setelah 1–2 kalimat pembuka
C. Dari kalimat terakhir
D. Secara acak tanpa aturan
E. Hanya untuk kata benda
Jawaban: B
Pembahasan: Kalimat pembuka memberi konteks; penghapusan terlalu awal membuat tugas tak wajar.
3. Yang bukan kelebihan rational cloze adalah…
A. Selaras dengan tujuan instruksional
B. Menarget fitur wacana tertentu
C. Mudah dibuat tanpa keahlian
D. Dapat menilai kohesi
E. Fleksibel memilih kategori kata
Jawaban: C
Pembahasan: Rational cloze menuntut keahlian memilih kata yang dihapus agar valid.
4. Dalam MC cloze, risiko validitas yang umum adalah…
A. Reliabilitas antapenilai rendah
B. Recognition bias
C. Tidak bisa digunakan untuk evaluasi sumatif
D. Membutuhkan waktu skoring lama
E. Tidak cocok untuk kelas besar
Jawaban: B
Pembahasan: Opsi jawaban memicu pengenalan (recognition), bukan produksi bebas.
5. Kriteria interpretasi praktis: skor < 40% sering dipandang sebagai…
A. Independent level
B. Instructional level
C. Frustration level
D. Mastery level
E. Ceiling effect
Jawaban: C
Pembahasan: Skor rendah menunjukkan teks terlalu sulit; perlu scaffolding.
6. Jika guru ingin menilai penguasaan konektor wacana, bentuk cloze yang paling tepat adalah…
A. Fixed-ratio
B. Rational (selective)
C. C-test
D. Maze
E. Isian definisi
Jawaban: B
Pembahasan: Rational cloze memungkinkan pemilihan kata target (konektor).
7. Manakah yang paling meningkatkan reliabilitas penskoran cloze?
A. Mengizinkan jawaban apa saja
B. Tanpa kunci jawaban
C. Menyediakan daftar sinonim yang diterima
D. Menghapus semua kata kerja
E. Menggunakan paragraf sangat pendek
Jawaban: C
Pembahasan: Daftar sinonim meningkatkan konsistensi penilaian.
8. Pilot test berguna untuk…
A. Mengurangi jumlah butir tanpa alasan
B. Menghapus semua distraktor
C. Menilai item difficulty dan discrimination
D. Menguji kecepatan mengetik siswa
E. Menentukan nilai harian secara langsung
Jawaban: C
Pembahasan: Uji coba memandu revisi kualitas butir.
9. Pernyataan yang tepat tentang cloze dan kosakata adalah…
A. Cloze murni menilai tata bahasa
B. Cloze tidak memerlukan konteks
C. Cloze menilai kosakata dalam konteks wacana
D. Cloze identik dengan pilihan ganda
E. Cloze hanya untuk teks sastra
Jawaban: C
Pembahasan: Cloze menilai kemampuan memetakan kosakata ke konteks kalimat-paragraf.
10. Kelemahan fixed-ratio yang sering muncul adalah…
A. Desain subjektif
B. Sulit diskor
C. Menghapus kata kurang relevan secara acak
D. Tidak dapat dipakai di kelas besar
E. Tidak bisa untuk ujian formatif
Jawaban: C
Pembahasan: Rasio tetap dapat “menyasar” kata yang secara wacana kurang penting.
B. MC Cloze Passage (10 soal)
Teks
“Effective academic reading depends on recognizing how ideas connect. Writers use transitions to signal relationships; (11), words like ‘however’ or ‘therefore’ cue contrast and cause-effect. When such signals are missing, comprehension may (12) because readers must infer links among propositions. Skilled readers monitor coherence and adjust strategies, (13) rereading difficult sentences or previewing the next paragraph. In assessment, cloze tasks remove selected words to test whether students can (14) the missing information using context. Teachers can tailor cloze to instructional goals by deleting (15) words (e.g., connectors), academic vocabulary, or even function words that maintain grammatical (16). For large classes, multiple-choice cloze supports efficient scoring; (17), it risks shifting from recall to recognition. Balanced design and clear scoring policies— including lists of acceptable (18)—help preserve validity. Ultimately, cloze is most valuable when paired with feedback that explains (19) an answer fits the discourse. Such reflection strengthens not only vocabulary knowledge but also overall (20) of academic texts.”
11.
A. for instance
B. nevertheless
C. otherwise
D. indeed
E. similarly
Jawaban: A
Pembahasan: For instance memberi contoh jenis transisi.
12.
A. accelerate
B. diminish
C. fluctuate
D. persist
E. consolidate
Jawaban: B
Pembahasan: Tanpa sinyal, pemahaman cenderung menurun (diminish).
13.
A. since
B. as if
C. such as
D. unless
E. so that
Jawaban: C
Pembahasan: Such as memperkenalkan contoh strategi.
14.
A. conceal
B. fabricate
C. retrieve
D. distract
E. replace
Jawaban: C
Pembahasan: Retrieve = memulihkan/menemukan kembali informasi hilang.
15.
A. redundant
B. transitional
C. random
D. peripheral
E. literal
Jawaban: B
Pembahasan: Fokus pada kata transisi (konektor).
16.
A. ambiguity
B. frequency
C. fluency
D. accuracy
E. cohesion
Jawaban: E
Pembahasan: Function words menjaga kohesi (keterkaitan bentuk).
17.
A. moreover
B. therefore
C. however
D. likewise
E. hence
Jawaban: C
Pembahasan: Kontras: efisien tetapi berisiko recognition bias → however.
18.
A. figures
B. synonyms
C. summaries
D. theses
E. categories
Jawaban: B
Pembahasan: Daftar sinonim yang diterima menjaga validitas.
19.
A. why
B. when
C. where
D. whether
E. how many
Jawaban: A
Pembahasan: Umpan balik menjelaskan mengapa jawaban cocok dalam wacana.
20.
A. translation
B. estimation
C. interpretation
D. comprehension
E. annotation
Jawaban: D
Pembahasan: Dampak akhir pada reading comprehension.
Pembahasan Ringkas Soal (Rangkuman)
-
1–10 (Teori): Menekankan konsep, variasi, kelebihan-kekurangan, dan prinsip desain cloze. Kunci didasarkan pada keselarasan dengan definisi dan praktik umum (mis. rational cloze untuk konektor, pilot test untuk kualitas butir).
-
11–20 (Passage): Menilai kepekaan terhadap kohesi (transitions), koherensi, dan terminologi penilaian (validity, synonyms). Distraktor dirancang dekat makna namun tidak pas konteks.
Integrasi Cloze dengan Strategi Pembelajaran
Sebelum Membaca
-
Previewing judul dan subjudul.
-
Aktivasi skemata: brainstorming kosakata topik.
-
Menentukan tujuan membaca.
Saat Membaca
-
Memonitor kohesi: mencari referensi pronomina, kata hubung kontras/sebab-akibat.
-
Menandai kalimat topik dan detail pendukung.
-
Menguji hipotesis makna kata lewat konteks (definisi, restatement, contoh).
Sesudah Membaca
-
Refleksi isian: mengapa kata X lebih tepat daripada Y?
-
Diskusi kelompok kecil untuk membandingkan bukti linguistik.
-
Menulis ringkasan singkat untuk menguatkan koherensi global.
Adaptasi dan Pengayaan (Fakta Tambahan)
-
Digital Cloze: Platform daring dapat mengotomasi penskoran, memeriksa ejaan, serta mencatat waktu respons per item untuk analisis proses.
-
Analisis Butir Rasch/IRT: Untuk ujian berskala besar, gunakan pemodelan Rasch/IRT guna mengestimasikan item difficulty dan person ability yang lebih stabil.
-
Differential Item Functioning (DIF): Periksa keadilan butir terhadap kelompok berbeda (mis. jurusan IPA/IPS).
-
Bank Item: Simpan teks dan kunci di bank soal; lengkapi metadata (topik, tipe penghapusan, level CEFR, lexical profile) untuk pemilihan cepat.
Contoh Rubrik Skoring (Ringkas)
Aspek | Kriteria | Skor |
---|---|---|
Ketepatan kata | Identik dengan kunci | 1 |
Sinonim diterima | Ada di daftar acceptable | 1 |
Salah bentuk/makna | Tidak sesuai konteks | 0 |
Ejaan minor | Dapat diterima (opsional kebijakan) | 1/0 |
Catatan: Tetapkan kebijakan ejaan minor (capitalization, plural -s) sebelum tes. Konsistensi meningkatkan reliabilitas.
Contoh Format Laporan Hasil
-
Skor total (benar/total): 32/50 (64%) → Instructional–Independent border
-
Profil kesalahan: 40% pada konektor kausal; 35% pada referensi pronomina; 25% pada kolokasi akademik.
-
Rekomendasi:
-
Remedial konektor however/therefore/nevertheless.
-
Latihan referensi this/these/it/they.
-
Pengenalan kolokasi akademik (play a role, pose a challenge, provide evidence).
-
Penutup
Cloze procedure adalah instrumen serbaguna untuk menilai sekaligus melatih pemahaman bacaan. Dengan pemilihan teks yang tepat, pola penghapusan yang selaras tujuan, kebijakan skoring yang transparan, serta interpretasi yang bijak, cloze mampu memberi gambaran akurat tentang kesiapan siswa menghadapi bacaan akademik. Pelengkapannya dengan umpan balik formatif menjadikan cloze bukan hanya “alat ukur”, melainkan juga “alat ajar” yang efektif.
Key Takeaways (5 Poin)
-
Cloze mengukur pemahaman wacana melalui pemulihan kata hilang berbasis konteks, bukan sekadar hafalan kosakata.
-
Variasi cloze (fixed-ratio, rational, MC cloze, C-test, maze) dapat dipilih sesuai tujuan pedagogis.
-
Prosedur penyusunan meliputi pemilihan teks, penentuan pola penghapusan, penulisan petunjuk, penetapan kunci & sinonim, serta pilot test.
-
Skoring dan interpretasi perlu kebijakan jelas; rentang praktis: ≥60–70% (independent), 40–60% (instructional), <40% (frustration).
-
Umpan balik formatif memperkuat dampak cloze pada pembelajaran strategi membaca dan koherensi wacana.
Leave a Comment